Selasa, 08 November 2011

Lestarikan Permainan Tradisional

Kotagede (Al-Manaar) - Minggu sore di waktu senggang anak-anak Al-Manaar selalu berkumpul di lapangan PB Ronggon. Mulai dari pengasuh, remaja putra-putri hingga santri semua berkumpul. Tak ada hujan tak ada angin, tanpa pengumuman dan undangan kami spontan datang ke lapangan. Dengan semangat kami bermain "Gobak Sodor". Iya, gobak sodor. Salah satu permainan tradisional yang kini mulai terlupakan oleh kalangan anak Indonesia. Perkembangan teknologi yang pesat semakin membuat permainan satu ini terpingggirkan. Tak asing di mata kita, anak-anak lebih tertarik untuk bermain SMS-an, FB-an, Twitter-an, CS-an, PS-an, dan sejenisnya. Berikut penjelasan singkat tentang permainan Gobak Sodor.
Galah asin atau di daerah lain disebut galasin atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap permainan tradisional, pengajian Al-Manaar secara rutin mengadakan acara "DOLANAN BARENG". Berbagai permainan tradisioanal dimainkan oleh pengasuh dan santri-santri, seperti Gobak Sodor, Oyak Dodok, Oyak Boyo, Pas-Pasan, dan lain sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan hingga sekitar jam 5 sore. Selain untuk melestarikan permainan tradisional, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antara santri dan pengasuh.

2 komentar:

Endah Ayu mengatakan...

nek sakkelompok we wong pitu,, peluang menange 0,0000..... hahaha
mung maen gantian..

Pengajian AL-MANAAR Kotagede mengatakan...

ora popo , sek penting dolanan hehe..

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop